Narasi Megawati Saat Bung Karno Meminta Dicarikan Kuda Jinak

Narasi Megawati Saat Bung Karno Meminta Dicarikan Kuda Jinak

Banyak cerita bagus yang dirasakan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat kembali mengenang sosok ayahandanya, yakni Presiden Pertama RI, Soekarno atau Bung Karno saat hidupnya.

Salah satunya ceritanya yang terdengar dari Si Ibunda, Fatmawati. Waktu itu Soekarno sebagai Presiden, minta untuk dicarikan kuda yang jinak.

“Saya dengar ceritanya dari ibu saya, saat itu benar-benar cemas. Karena apakah yang disebutkan, (Bung Karno, Red) tidak paham bagaimana menunggang kuda,” kata Megawati saat menyampaikan pidato pada pengesahan patung Bung Karno di halaman muka Kantor Kementerian Pertahanan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

“Saya tidak bisa memikirkan dengar narasi ibu saya itu, bagaimana seorang panglima paling tinggi kudanya itu jinak. Tentu saja, semestinya (kudanya) ganas ya,” tutur Megawati sekalian tersenyum.

Ia menjelaskan, sesudah Bung Karno pada akhirnya dapat menunggang kuda, karena itu si ayah pada akhirnya lakukan pengecekan pada persiapan prajurit TNI.

Peristiwa itu terjadi dalam sebuah peringatan ulang tahun angkatan perang republik.

“Disebutkan Angkatan Perang di saat itu dan saat ini jadi Tentara Nasional Indonesia,” kata Megawati.

Menhan Prabowo: Bung Karno Harus Latihan Naik Kuda 3 Hari
Dalam pengesahan patung Bung Karno itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo menceritakan Bung Karno harus latihan berkuda sepanjang 3 hari.

Menurutnya, peristiwa itu saat pimpinan angkatan perang RI waktu itu minta kesediaan beliau mendatangi upacara peringatan hari ulangi tahun awal pada tahun 1946.

Saat resmikan patung Bung Karno di Kantor Kementerian Pertahanan, Megawati datang bersama anggota keluarganya, yakni putranya Prananda Prabowo bersama istri Nancy Prananda, dan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Dan Menhan Prabowo Subianto datang dengan ditemani barisan pejabat di Kemhan.

Disamping itu, beberapa pejabat negara turut datang. Diantaranya Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Trenggono, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala BIN Budi Gunawan, dan beberapa wakil kepala staff angkatan.

Megawati Soekarnoputri dan Awalnya Profesi Politiknya
Di lain sisi, saat membuat profesi politinya di PDIP, jalan berkelok sudah dilewati Megawati. Semua bermula saat dirinnya pertama kalinya jadi anggota dewan pada 1987.

Pada 1986, Soeharto memberi status Pahlawan Proklamasi ke Soekarno dalam sebuah upacara yang didatangi Megawati. Pernyataan Soeharto ini memungkinkannya Partai Demokrasi Indonesia (PDI), sebuah partai yang disokong pemerintahan, untuk mempropagandakan kenangan Soekarno mendekati pemilihan legislatif 1987.

Sejauh ini Megawati menyaksikan dianya sebagai ibu rumah-tangga. Tapi di tahun 1987 dia tergabung dengan PDI dan mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). PDI terima Megawati untuk mengangkat citranya sendiri.

Hasilnya, Megawati secara cepat melejit jadi terkenal, statusnya sebagai putri Soekarno menyeimbangi minimnya ketrampilan menyampaikan pidato. Walau PDI ada di posisi paling akhir dalam pemilu, Megawati dipilih jadi anggota DPR. Seperti semua anggota DPR, dia jadi anggota Majelis Pembicaraan Rakyat (MPR).

Walau Megawati tidak dipilih kembali, tapi masih tetap jadi anggota PDI. Pada Desember 1993, PDI melangsungkan konferensi nasional. Sama seperti yang selalu terjadi saat partai-partai oposisi Orde Baru melangsungkan konferensi, pemerintahan aktif ikut serta.

Mendekati Konferensi, 3 orang berkompetisi menjadi ketua PDI. Petahana, Soerjadi, jadi kritis pada pemerintahan. Ke-2 , Budi Harjono sosok ramah pemerintahan yang disokong penguasa. Yang ke-3 ialah Megawati. Penyalonannya mendapatkan support hebat hingga penyeleksiannya di Konferensi jadi normalitas.

Saat konferensi bergabung, pemerintahan berhenti dan tunda usaha untuk melangsungkan pemilihan. Konferensi hadapi tenggat waktu saat ijin mereka untuk bergabung akan habis.

Saat jam-jam berakhir sampai akhir konferensi, pasukan mulai bergabung. Sama waktu tinggal dua jam kembali, Megawati melangsungkan konferensi jurnalis, mengatakan karena akibat ia nikmati support sebagian besar anggota PDI, saat ini jadi ketua de facto.

Walau relatif kurang pengalaman politik, ia terkenal karena statusnya sebagai putri Soekarno dan karena dilihat bebas dari korupsi dengan kualitas individu yang menakjubkan. Di bawah kepimpinannya, PDI mendapat banyak penganut di kelompok golongan miskin perkotaan dan kelas menengah perkotaan dan perdesaan.

 

Check Also

Puan Sebutkan DPR Memiliki komitmen Selekasnya Ulas RUU PPRT bersama Pemerintahan

Puan Sebutkan DPR Memiliki komitmen Selekasnya Ulas RUU PPRT bersama Pemerintahan

Puan Sebutkan DPR Memiliki komitmen Selekasnya Ulas RUU PPRT bersama Pemerintahan Ketua DPR Puan Maharani …