Kasus Keluarga Kalideres, Anak Wafat Paling akhir di Samping Jasad Ibunya yang Alami Mumifikasi
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi sampaikan beberapa bukti yang diketemukan penyidik dalam pengecekan kasus meninggalnya sekeluarga di Kalideres.
Pengecekan kasus sekeluarga meninggal dalam suatu rumah di Kalideres ini telah berjalan sepanjang dua minggu lebih semenjak diketemukan jasadnya pada 10 November 2022 lalu, tetapi belum diketemukan pemicu tentu meninggalnya sekeluarga itu.
Terkini,Hengki ungkap beberapa penemuan yang dapat memberi deskripsi besar bagaimana kasus ini. Hengki menjelaskan penyidik menyangka, jika Dian Febbyana Apsari Dewi (42 tahun) yang dengan status anak dalam keluarga itu ialah yang wafat paling akhir.
Dian wafat susul sesudah ibu dan ayahnya, Renny Margaretha Gunawan (68 tahun), Rudyanto Gunawan (71 tahun), dan pamannya Budyanto Gunawan (68 tahun).
“Kuat dugaan yang wafat paling akhir ialah Dian, putri dari Rudiyanto dan Reni Margaretha. Di saat di TKP, tempatnya ialah dalam kamar bersama mayat ibunya yang terjadi mumifikasi,” kata Hengki dalam info tercatat.
Jasad Dian Febbyana Apsari Dewi yang merengkuh guling, katanya, ada di samping jasad Renny Margaretha Gunawan. “Mayat Dian berada di sampingnya sekalian merengkuh guling. Kamar di kunci dari dalam,” katanya.
Dua minggu berlaku kasus Kalideres tetap menjadi teka-teki
Hengki menjelaskan pola dari kasus meninggalnya sekeluarga ini masih jadi teka-teki yang sulit. Tidak diketemukan bukti yang memberikan dukungan jika pencurian sebagai pemicu kematian sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Argumennya, beberapa asset barang elektronik di dalam rumah itu dipasarkan bukan lenyap diculik.
“Praduga awalan yang mengatakan jika ada perampokan mobil, terus beberapa barang yang berada di rumah sementara dapat kita patahkan,” kata Hengki di kantornya.
Beberapa barang seperti AC, tv, dan jus sudah dipasarkan. Kegiatan pemasaran diperhitungkan sering dilaksanakan oleh Budyanto Gunawan, adik pemilik rumah. Sampai sekarang, Kasus kematian sekeluarga di Kalideres, Jakarta, masih jadi mistis.
“Berkaitan dengan pola, ini teka-teki yang sulit. Tetapi percaya ini dapat kami pecahkan, memang perlu kehati-hatian . Maka puzzle-nya makin dalam, kenapa yang berkaitan ini jual mobil, jual beberapa barang itu buat apa, dan lain-lain,” ucapnya di Polda Metro Jaya.
Penemuan terkini hasil penyidikan ialah rumah sebagai tempat peristiwa kasus (TKP) akan dipasarkan sekitaran Rp1,2 miliar oleh Budyanto Gunawan. Dan sertifikat itu atas nama Renny Margaretha Gunawan, yang disebut ipar dari Budyanto.
Karyawan koperasi menyaksikan sosok mayat dalam kamar
Ada 3 orang karyawan dari sebuah koperasi taruh pinjam yang tiba ke rumah itu pada 13 Mei 2022. Mereka tiba karena berminat untuk mengolah gadai sertifikat rumah itu.
Mereka dijumpai oleh Budyanto saat di muka rumah, tetapi tercium wewangian busuk. Budyanto menjawab wewangian itu datang dari selokan yang lupa dibikin bersih.
Seorang karyawan koperasi itu ingin berjumpa dengan Renny. Selanjutnya Dian Febbyana Apsari Dewi membolehkan karyawan itu berjumpa ibunya, Renny, dalam kamar.
Tetapi lampu kamar jangan dihidupkan dengan argumen ibunya peka pada sinar. Saat pintu kamar dibuka, berbau busuk semakin tajam tercium oleh karyawan itu.
“Di saat dibangunkan untuk memeriksa sertifikat ini, dipegang-pegang cukup halus, berprasangka buruk. Tanpa setahu Dian, karyawan koperasi taruh pinjam ini hidupkan flash ponsel-nya. Demikian disaksikan, langsung yang berkaitan berteriak takbir, ‘Allahu Akbar! Ini telah mayat!’ Pada tanggal 13 Mei,” tutur Hengki.
Ke karyawan yang kaget itu, Dian menjelaskan masih menjaga ibunya yang telah membusuk. Bahkan juga tiap hari diberi minuman susu dan menyisir rambut mayat yang mulai rontok.
3 orang karyawan itu bergerak dari rumah dan menangguhkan niat untuk menggadai. Tetapi Budyanto memburu karyawan yang menyaksikan mayat itu dan memberi pesan supaya tidak melapor ke siapa saja.
Satu sosok yang tidak kelihatan oleh beberapa karyawan koperasi ialah Rudyanto Gunawan. Karyawan cuma menyaksikan Dian dan Budyanto, dan satu mayat yang diperhitungkan ialah Renny.
Penemuan yang lain ialah ada dua smartphone di rumah itu. Rupanya satu smartphone dipakai oleh 2 orang bagian keluarga secara berganti-gantian.
Hengki menjelaskan pencarian kasus ini mengikutsertakan beragam pihak untuk ketahui pemicu tentu kematian dan sikap sekeluarga di Kalideres itu saat hidupnya. “Proses penyidikan kami ini berkaitan dan perlu kehati-hatian, karena ini teka-teki cukup sulit dan harus kami pecahkan,” katanya.