Bahlil Ungkapkan Argumen Softbank Gagal Jadi Investor IKN: Tidak Fair, Tidak Cincai

Bahlil Ungkapkan Argumen Softbank Gagal Jadi Investor IKN: Tidak Fair, Tidak Cincai

Menteri Investasi sekalian Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menerangkan argumen Softbank Group gagal melakukan investasi di project Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut Bahlil, Indonesia inginkan mode investasi yang adil, atau sama-sama memberikan keuntungan untuk negara dan investor.

Bahlil menjelaskan Founder dan CEO Softbank Masayoshi Son memang pernah berjumpa dengan Presiden Jokowi. Ia akui pernah seringkali turut lakukan pendekatan ke bos Softbank itu.

Proposal Softbank tidak memberikan keuntungan negara

“Walau sebenarnya proposal yang dijajakan, menurut kami, untung untuk ia, tidak untung ke negara,” tutur ia di pertemuan kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen.

Ia juga memberi contoh penawaran yang dikatakan Softbank. Satu diantaranya ialah mereka ingin yang tentukan intern rate of return (IRR) atau tingkat pengembalian modal.

“Contoh nih ya, ia ingin bangun, IRR ditetapkan sendiri, kelak pemerintahan tinggal sewa ke ia. Tidak fair, donk. Tidak cincai, donk . Maka kita cari mode investasi yang fair. Maknanya yang investornya hidup, tetapi negara tidak boleh dibikin berat. Win win,” papar ia.

Bahlil menerangkan jika pemerintahan tidak mau didikte. Menurut Bahlil, pebisnis atau investor jangan atur negara. Begitu halnya negara yang jangan sewenang-senang ke pebisnis. Karena pebisnis dan pemerintahan sama-sama memerlukan.

“Itu yang dengan bahasa saya, tidak bisa pebisnis atur negara. Negara yang atur pebisnis, tetapi juga negara tidak bisa sewenang-wenang ke pebisnis. Tidak bisa, karena kita sama-sama memerlukan,” sebut Bahlil.

Tetapi, Bahlil menambah, walau Softbank gagal berinvetasi untuk project IKN, ada banyak investor yang tertarik. Ia menulis telah ada beberapa investor global yang memiliki komitmen untuk memberikan modalnya di ibukota baru yang dari beberapa negara.

“IKN itu investornya telah ada, dari Uni Emirat Arab (UEA), Cina, Taiwan, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa, itu ada,” papar Bahlil.

21 negara Eropa tertarik investasi di IKN

Sementara, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan ada 21 negara di Uni Eropa berminat untuk melakukan investasi di IKN. Minat itu kelihatan hasil dari tatap muka Otorita IKN dengan perwakilan dari 21 negara Uni Eropa awalnya.

Bambang mengatakan minat beberapa negara itu akan dilakukan tindakan dengan serius. “Agar keinginan pemerintahan 80 % pendanaan datang dari investor tercukupi,” kata Bambang dalam info sah di Jakarta.

Dalam tatap muka itu, Selainnya Bambang Susantono, ada juga Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe dan Sekretaris Otorita IKN Jaka Santos. Dan perwakilan dari Uni Eropa salah satunya datang dari Italia, Polandia, Belgia, Hungaria, Rumania, Swedia, dan beberapa negara yang lain.

Otorita IKN awalnya mengutarakan Pemerintahan Finlandia dan Pemerintahan Spanyol tertarik bekerja bersama dengan Pemerintahan Indonesia untuk turut serta dalam pembangunan IKN. Pemerintahan ke-2 negara tersebut sudah berjumpa dengan Kepala Otorita IKN Bambang Susantono untuk mengulas kerja-sama pembangunan IKN.

Tidak cuma beberapa negara Uni Eropa, IKN menyongsong baik beberapa negara yang ingin bekerja bersama membuat Nusantara. Dua negara yang lain awalnya mengatakan tertarik bekerja bersama ialah Korea Selatan dan Arab Saudi.

Lebih jauh, Bambang menjelaskan faksinya terbuka untuk investor IKN mana saja untuk bekerja sama di dalam sektor tertentu.

Check Also

Puan Sebutkan DPR Memiliki komitmen Selekasnya Ulas RUU PPRT bersama Pemerintahan

Puan Sebutkan DPR Memiliki komitmen Selekasnya Ulas RUU PPRT bersama Pemerintahan

Puan Sebutkan DPR Memiliki komitmen Selekasnya Ulas RUU PPRT bersama Pemerintahan Ketua DPR Puan Maharani …